KAJEN, INDONESIAPARLEMEN.COM – Laboratorium kemiskinan yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pekalongan, untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat berbasis kearifan, mampu meraih perhatian tim Kompetisi Inovasi Publik (Sinovik) 2020, dan berada di deretan top 45 nasional.

Persaingan ketat pada saat inovasi tersebut terpilih di daftar top 99 nasional, setelah melalui proses penilaian wawancara virtual, dengan tim yang sebagian besar adalah para profesor, awal bulan Juli lalu, berhasil menaikkan posisi prestasi Kota Santri.

“Yang sebelumnya kita berada di top 99, sekarang ini hasil dari wawancara virtual awal bulan lalu, menaikkan posisi pada urutan 36, atau berada di deretan top 45 nasional, serta berhasil menggeser inovasi-inovasi daerah lain, yang semula berada di atas Kabupaten Pekalongan,” Kata Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, kepada wartawan Senin kemarin (27/7).

Menurut Bupati, masuknya daerah yang dipimpin dalam deretan inovasi nasional, baru pertama kali di raih. Bahkan, setelah berada di top 99, sudah berhasil naik berada pada urutan kolom top 45 nasional.

“Walaupun baru pertama kali masuk, tapi alhamdulillah posisi sekarang mampu berada di deretan top 45,” tandasnya.

Asip mengharapkan, dengan tren keberhasilan pada inovasi laboratorium yang mampu mengentaskan 70 persen kemiskinan pada klaster sasaran, seperti masyarakat perkotaan, nelayan, dan masyarakat hutan, bisa menjadi inovasi terbaik nasional.

“Kita berharapnya nanti inovasi ini bisa menjadi terbaik nasional, karena dengan keberhasilannya akan menjadi role model bagi desa-desa dengan klaster kearifan lokal masing-masing. Semoga nanti bisa menjadi yang terbaik, karena akan terus dikembangkan,” jelas Bupati.

Lebih lanjut Bupati mengaku, saat ini pihaknya juga sedang menggagas inovasi-inovasi lainnya, untuk pembangunan di Kabupaten Pekalongan, sehingga apa yang diharapkan dalam tujuan pembangunan serta kesejahteraan masyarakat tercapai.
(M.mifta khs)