TANGERANG SELATAN, INDONESIAPARLEMEN.COM – Guna untuk menyikapi dan mengklarifikasi atas beredarnya pemberitaan dan video coll di Medsos tentang dirinya dan merasa dizolimin seolah-olah dirinya adalah pelakunya, Tomi Patria menggelar konferensi pers bersama awak media di salahsatu Cafe dan Resto di bilangan Cimanggis, Ciputat, Tangerang Selatan. Rabu (25/11/2020)

Kepada awak media,Tomi Patria menjelaskan, bahwa dirinya justru yang menjadi korban pemerasan atas pelaku video call dengan akun FB atas nama Ayu Agustina yang ternyata bukan wanita, akan tetapi seorang pria.

Atas dasar itu, Tomi Patria melaporkan akun FB atas nama Ayu Agustina ke Polda Metro Jaya, sehingga telah memasuki persidangan terkait kasus pemerasan terhadap dirinya sebagai saksi dan korban. Tentunya, saya memberikan penjelasan/ kronologis yang sebenarnya hingga terjadinya tindak pemerasan terhadap saya.

“Tanpa saya sadari, saya telah di hipnotis dan menjadi korban sindikat pemerasan bahkan ancaman melalui telepon seluler pelaku itu,”jelas Tomi Patria.

Lebih lanjut, saat ditanya terkait pemberitaan yang beredar, Tomi Patria menegaskan bahwa, ada beberapa media yang menyebutkan dengan tagline kurang baik dengan bahasa yang beredar di media tersebut.

“Pemberitaan itu, jelas sangat merugikan saya secara pribadi, keluarga, saudara dan organisasi yang ada saya di dalamnya, dimana pemberitaan itu mendiskreditkan saya secara sepihak.”tegasnya.

Lanjutnya lagi, Saya sangat menyesalkan apa yang disampaikan dalam pemberitaan itu, mengapa tidak di konfirmasi dulu ke saya. Hal ini saya katakan karena isi beritanya, saat saya di dalam persidangan memberikan keterangan sebagai saksi dan juga korban pemerasan.

“Sebaiknya di wawancara dulu sebelum diberitakan sehingga ada keseimbangan informasi yang sesungguhnya. Saya adalah korban pemerasan yang dilakukan para pelaku dengan modus medsos karena itu, mohon agar hak saya juga harus dilihat, karena saya adalah korban pemerasan.”kata Tomi Patria.

Diuraikan lagi, Tomi Patria, bahwa kasus pemerasan yang menimpanya itu, posisi saya seperti terkena hipnotis sehingga terjadi video call dengan akun FB Ayu Agustina yang ternyata bukan wanita tetapi pria dengan modus pemerasan.

Saat interaksi dengan akun FB Ayu Agustina itu, saya tidak menyadari sudah masuk dalam permainan para pelaku yang menampilkan sosok wanita tanpa terlihat wajahnya.

“Kondisi tidak sadar itu, saya demikian mudah mengikuti arahannya malalui video Call untuk memperlihatkan aurat tubuh.”tuturnya.

“Jujur, ternyata itu hanyalah sebuah foto wanita yang digunakan para pelaku untuk melakukan pemerasan,”ujar Tomny Patria.

Lebih lanjut Tommy Patria, saat VC dengan para pelaku, disaat itu mereka merekam dan melakukan dumping seolah – olah itu suara seorang perempuan. Hasil rekaman itu, mereka gunakan untuk melakukan pemerasan kepada saya dengan cara menelepon dan meminta sejumlah uang.

“Ketika menyadari bahwa saya menjadi korban pemerasan, akhirnya saya melaporkan kasus ini ke pihak berwajib di Polda Metro Jaya,” kata Tomi Patria yang juga Ketua organisasi masyarakat Forkabi.

“Saya lakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku. Kita harus serahkan kasus pemerasan ini ke ranah hukum dengan tujuan agar tidak ada lagi korban – korban yang lain.”jelasnya lagi.

Alhamdulillah, pihak kepolisian dengan cepat mengungkap dan menangkap dua dari tiga pelaku di daerah Jambi. Dua pelaku berhasil di tangkap dan satu pelaku DPO saat ini. Ternyata sudah banyak korban pemerasan yang dilakukan para pelaku dengan modus seperti yang saya alami.

“Mereka berkamuplase dengan menampilkan akun wanita di medsos untuk memudahkan mencari calon korban untuk diperas.”ujar Tomi Patria.

Dikesempatan ini, saya mohon kepada rekan-rekan media yang telah menyiarkan atau memberitakan itu, dapat segera mengklarifikasi pemberitaan agar masyarakat dapat mengetahui yang sesungguhnya dan tidak salah penafsiran ditengah masyarakat.

“Isi pemberitaan itu, jujur saya merasa di dzolimi. Tentunya saya akan mengambil sikap untuk menggunakan hak jawab terkait pemberitaan yang beredar di media karena berita tersebut tidak sesuai fakta yang saya alami,” terang Tomi Patria.

Saya juga menyampaikan kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan medsos karena pelaku kejahatan saat ini sudah canggih. Jaga akun kita agar tidak mudah dimasukin oleh pihak lain untuk melancarkan aksi kejahatannya.

(Glen/vr5)