Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). DOk: IP/Agung

JAKARTA – Sepanjang tahun 2022 Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebut terjadi serangan siber masif yang berasal dari Malware, Information Leak (Kebocoran Informasi) dan Trojan.

BSSN mengupayakan pencegahan serangan siber di Indonesia dengan memberikan peringatan kepada lembaga yang sistem elektroniknya berpotensi terkena serangan siber.

“Sepanjang tahun 2022 telah dikirimkan 1.433 notifikasi insiden siber kepada stakeholder yang diindikasikan mengalami insiden siber,” kata Juru Bicara BSSN, Ariandi Putra kepada Indonesiaparlemen.com, Rabu (1/2/2023).

Ariandi merinci dari monitoring yang dilakukan oleh BSSN terdapat total serangan siber 976.429.996 kali sepanjang 2022. Serangan tersebut didominasi Malware yakni serangan dari perangkat lunak yang dirancang mampu merusak sistem komputer atau jaringan komputer sehingga membahayakan pemilik perangkat.

“Melalui National Security Operation Center (NSOC) BSSN melakukan deteksi dan monitoring beberapa serangan siber yang cukup masif sepanjang tahun 2022 dan bekerjasama dengan seluruh stakeholder terkait dalam penyusunan regulasi keamanan siber,” ujar Ariandi.

Dengan NSOC atau Pusat Operasi Keamanan Siber Nasional ini, kata Ariandi, BSSN memperkuat keamanan siber Indonesia dan melakukan pencegahan.

“BSSN juga melakukan asistensi tanggap insiden siber kepada stakeholder terdampak,” ucap dia.

Sebelumnya, Berdasarkan monitoring yang dilakukan oleh BSSN terdapat total anomali trafik mencapai 976.429.996 kali sepanjang 2022. Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan di tahun 2021 yang mencapai 1.637.973.022 kali.

Jurnalis: Agung/Dirham