Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti

JAKARTA, INDONESIA PARLEMEN – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti memohon agar Presiden Joko Widodo memberikan dukungan kepada Kepala Badan Urusan Logistik (Kabulog) Budi Waseso untuk stop melalukan impor beras.

Menurut Susi, saat ini petani di Indonesia banyak yang tengah panen. Tidak perlu impor, tegas Susi, lantaran ia yakin hasil panen petani berlimpah.

Susi pun meminta Perusahaan Umum Bulog tidak membuka keran impor. “Pak Buwas (Direktur Utama Bulog Budi Waseso), panen tahun ini sangat bagus .. jangan mau untk impor …please fight Pak,” katanya melalui akun Twitter pribadinya, @susipudjiastuti, Kamis (18/3) 2021)

Susi Pudjiastuti beberapa kali menyinggung soal rencana impor beras. Ia bahkan memohon kepada Presiden Joko Widodo untuk membatalkannya. Menurut Susi, impor tidak krusial karena petani dalam negeri masih memamen padi dengan stok yang melimpah. Bos Susi Air ini juga meminta semua pihak, seperti Kementerian BUMN, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Perdagangan memberikan dukungan kepada Bulog agar menahan impor.

“Pak Presiden yang terhormat. Mohon stop impor beras, masyarakat masih ada yg panen, panen juga berlimpah. Mohon berikan dukungan kepada Pak Kabulog untuk tidak melakukan impor. Juga melarang yg lain,” tulis Susi di akun Twitter pribadinya.

Wanita yang terkenal lantang ini juga memposting pemberitaan di media nasional. Ia juga menandai beberapa Kementrian terkait seperti Kementrian Pertanian, Kementrian Perdagangan dan Kementrian BUMN. Mirisnya, ada rencana dari pemerintah untuk mengimpor 1 juta ton beras pada tahun 2021 ini.

Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, Budi Waseso menyampaikan tahun ini Indonesia tak perlu lagi mengimpor beras.

Mantan Jenderal bintang tiga di Kepolisian ini melaporkan, bahwa digudang Bulog masih menyimpan stok beras impor dari pengadaan tahun 2018 lalu. Adapun dari total pengadaan sebanyak 1.785.450 ton beras, masih tersisa 275.811 ton beras belum tersalurkan. Dari jumlah tersebut, 106.642 ton di antaranya merupakan beras turun mutu.

“Kami sudah lapor ke presiden saat itu, beras impor kami saat Maret tahun lalu (stoknya) 900 ribu ton sisa dari 1,7 juta ton, sekian juta ton beras impor, jadi sudah menahun kondisinya,” Kata Buwas.

Penulis: Redaksi