Foto: Proses pemakaman jenazah Covid-19 di DKI Jakarta

JAKARTA – Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengatakan, angka kematian akibat Covid-19 mengalami kenaikan. Bahkan kenaikan terjadi di 33 provinsi.

“Hampir seluruh provinsi di Indonesia, penurunan hanya terjadi di satu provinsi saja yaitu Kalimantan Tengah yang turun 0,03% dari 2,91% di minggu lalu menjadi 2,88% di minggu ini,” kata Wiku pada konferensi pers virtual tentang “Perkembangan Penanganan Covid-19 di Indonesia” Selasa (24/8/2021).

Ia menambahkan, dari 33 provinsi yang mengalami kenaikan angka kematian ini, terdapat lima provinsi dengan kenaikan tertinggi di minggu ini, yaitu Jawa Tengah naik 0,32%, Lampung dan Gorontalo naik 0,3%, Bali naik 0,24%, dan Bengkulu 0,17%.

Hal ini menunjukkan bahwa secara umum problematika kematian nasional akibat pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan yang belum terselesaikan.

Menurut Wiku, ini adalah keadaan tidak biasa. Sebab, apabila kesembuhan naik, maka kematian akan turun dan sebaliknya, yakni jika kesembuhan turun maka kematian naik. Namun, saat ini terjadi adalah kedua indikator mengalami kenaikan.

“Adanya kenaikan kematian di saat kesembuhan juga mengalami kenaikan ini bisa terjadi karena penguatan di fasilitas pelayanan kesehatan dan isolasi terpusat tidak diimbangi dengan pemanfaatan secara maksimal,” ucapnya.

Ia menambahkan, ada kemungkinan masih ada warga yang terinfeksi Covid-19 yang tertangani dengan cepat atau melakukan isolasi mandiri di rumah dalam keadaan yang tidak memadai.

Maka dari itu, Wiku mengimbau pemerintah daerah (pemda) yang masih mengalami kenaikan kasus tinggi untuk segera dapat melakukan tindakan perbaikan, khusus pada provinsi Jawa Tengah, Lampung Gorontalo, Bali, dan Bengkulu. Meskipun telah mampu menurunkan kasus aktif dan meningkatkan kesembuhan, masih perlu berupaya lebih keras untuk menurunkan kematian.

Adapun yang dapat dilakukan adalah membaca dan memahami data Covid-19 di wilayah masing-masing, agar dapat selalu mengantisipasi gejala perkembangan terjadi dan dapat langsung bergerak cepat.

Selanjutnya, terus memperkuat posko di tingkat desa atau kelurahan agar dapat menangani warga yang terkena Covid-19 sedini mungkin memastikan isolasi dilakukan di tempat isolasi terpusat. Selain itu, mengkonversi tempat tidur di rumah sakit rujukan di daerahnya apabila belum melakukan konversi dan terus melakukan pengawasan ketat protokol kesehatan agar penularan di tengah masyarakat dapat ditekan semaksimal mungkin.

Wiku menegaskan, perbaikan data kematian diusahakan melalui proses sinkronisasi yang sudah dan akan terus ditingkatkan. Dalam hal ini, ia mendorong pemda untuk terus melakukan sinkronisasi dengan dengan kementerian dan lembaga terkait apabila masih terdapat perbedaan data antara pusat dan daerah.

“Dengan demikian data yang dinavigasi penanganan Covid-19 dapat lebih akurat dan kebijakan yang dihasilkan menjadi lebih tepat sasaran. Sebagai informasi saat ini angka kematian telah kembali digunakan dalam indikator penilaian leveling PPKM,” pungkasnya.