JAKARTA – Jumlah kasus HIV/AIDS menurun setelah ditemukannya obat Antiretroviral (ARV) pada tahun 1992. Saat belum ada ARV, penderita yang sudah dalam HIV/AIDS, umumnya hanya mampu bertahan hidup selama 6 bulan dan paling lama 2 tahun.

Dalam sebuah acara diskusi yang digelar Organisasi Perubahan Sosial Indonesia (OPSI) pada tanggal 23-24 Juni 2022 di Jakarta Pusat, Kepala pusat Yarsi HIV/AIDS dan PPKS Universitas Yarsi Dr. Maya Trisiswati mengatakan, Indonesia mempunyai target yang harus dicapai dalam penanggulangan HIV /AIDS, dan masih mengupayakan agar target itu tercapai.

“Targetnya di tahun 2027 diharapkan 95% orang yang terinveksi HIV mengetahui statusnya, 95% orang yang mengetahui status HIV nya lalu minum obat ARV, 95% orang yang mengkonsumsi ARV dia sudah tertekan jumlah virusnya dan tidak mampu lagi menularkan,” kata Maya.

NF (45th) salah satu pria dengan HIV selama 15 tahun. NF mengaku bisa hidup sehat dan tetap bisa beraktivitas seperti manusia dengan tidak HIV. Diketahui dia memiliki seorang istri dan 3 anak dan tidak menularkan HIV ke keluarganya.

Diungkapkan NF, Kondisi istri dan ketiga anaknya tidak tertular HIV.

“Yang orang-orang awam ketahui apabila orang tuanya menderia HIV maka istri dan anaknya juga Positif menderita HIV. Kuncinya adalah minum obat ARV secara rutin, tetap menjaga pola hidup sehat,” katanya.

Jurnalis: Noval Verdian