Gedung Kemenkumham, Jakarta. Dok: Kemenkumham

JAKARTA- Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) membantah isu kebocoran data terhadap Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).

Hal itu dikatakan oleh Koordinator Humas Setjen Kemenkumham Tubagus Erif Faturahman dalam keterangan resminya di Kantor Kemenkumham, Jakarta, Senin (29/8/2022).

Lanjut ia mengatakan, peretasan terhadap situs web SIMPEG tidak benar adanya.

“Jumat kemarin memang kita dapat informasi bahwa data SIMPEG kita bocor dan diperjualbelikan. Setelah dicek, ternyata tidak ada. Sampai sekarang sistem dan data aman,” kata Tubagus.

Dia menjelaskan bahwa data milik pegawai Kemenkumham yang tersebar itu bukanlah data yang ada di sistem mereka, melainkan hanyalah data lama yang sudah tidak digunakan atau tidak update.

Poinnya adalah data tersebut bukanlah data krusial, sehingga tidak bisa digunakan untuk kejahatan ekonomi, perbankan atau hal lain sebagainya.

“Isinya hanya data umum, berupa nama, NIP, nomor rekening, nomor kontak atau data lain yang tidak bisa digunakan untuk membobol rekening, ubah password atau lainnya,” tambahnya.

Tubagus mengungkapkan kebocoran data lama itu dimungkinkan karena laptop dari salah satu admin Kemenkumham mendownload aplikasi phishing.

Tubagus mengaku, jika Kemenkumham mendapatkan rata-rata dua ribu serangan tiap harinya. “Dan upaya yang dilakukan Kemenkumham untuk menangkal serangan itu adalah dengan mengaktifkan fitur blocking pada Advanced Web Application Firewall,” pungkasny.

Kemenkumham juga bekerjasama dengan BSSN membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT).

Jurnalis: Agung Nugroho