Gunung Semeru erupsi, Minggu (4/12/2022). Dok: ist

LUMAJANG – Sempat erupsi pada Desember 2022 lalu, sampai kini status Gunung Semeru masih pada level III (Siaga). Dalam beberapa hari terakhir, teramati aktivitas vulkanik Gunung tertinggi di pulau Jawa tersebut sering terjadi letusan.

Saat ini sisa material erupsi masih menumpuk pada bibir kawah jonggring saloko dengan terus mengeluarkan asap dan abu vulkanik.

Dilansir dari laporan PVMBG Pos Pantau Gunung Semeru selama 6 jam terakhir pada Senin (13/2/2023), teramati telah terjadi satu kali letusan dengan luncuran asap kelabu kecoklatan dengan tinggi 500 meter.

Gempa letusan juga telah terjadi sebanyak 14 kali dengan amplitudo 13-21 mm, dan lama gempa 65-100 detik. Sementara itu, satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 9 mm berdurasi 45 detik.

Atas kondisi Gunung yang masih fluktuatif tersebut, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang mengimbau masyarakat di sekitar lereng Semeru untuk tetap waspada.

Masyarakat juga diminta untuk jaga jarak pada radius tertentu sebagai upaya mitigasi bencana erupsi Semeru.

Jarak yang direkomendasikan yakni tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

“Tidak boleh ada aktivitas sepanjang 13 kilometer dari puncak yang mengarah ke Besuk Kobokan,” jelas Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo pada Senin (13/2/2022).

Lebih lanjut, Wawan juga meminta agar masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan. Sebab, dikhawatirkan adanya potensi banjir lahar susulan.