JAKARTA – Pelaksana Tugas (Plt) Kelapa Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyebut dalam lima tahun terakhir, tingkat kemiskinan ekstrem di seluruh provinsi Indonesia terus menurun.

“Tingkat kemiskinan ekstrem terus menurun dan dalam waktu lima tahun terakhir menurun dari 3,6% di tahun 2018 menjadi 1,12% pada Maret 2023,” kata Amalia Adininggar Widyasanti dipantau dari kanal YouTube Sekretariat Wakil Presiden, Kamis (9/11/2023).

Dengan perincian pada Maret 2023, jumlah provinsi dengan tingkat kemiskinan ekstrem di bawah 1% sebanyak 18 provinsi atau sekitar 53% dari total provinsi di Indonesia. Sedangkan jumlah provinsi dengan tingkat kemiskinan ekstrem 1-5% sebanyak 14 provinsi dan jumlah provinsi dengan tingkat kemiskinan ekstrem di atas 5% masih ada dua provinsi.

“Provinsi dengan tingkat kemiskinan ekstrem tertinggi di setiap pulau mengalami penurunan yang cepat dalam periode Maret 2022-Maret 2023. Sebagai contoh wilayah Maluku dan Papua, provinsi Papua mengalami penurunan kemiskinan ekstrem yang sangat cepat dari 10,92% menuju 7,67%,” jelas Amalia.

Sementara wilayah Bali dan Nusa Tenggara provinsi NTT mengalami penurunan kemiskinan ekstrem tercepat dan juga pulau-pulau Sulawesi Gorontalo mengalami penurunan kemiskinan ekstrem dari 4,28% Ke 2,44%.

Sejumlah provinsi dengan penurunan kemiskinan ekstrem tercepat di kawasan pulau Sumatera adalah provinsi Sumatera Selatan. Di wilayah pulau Kalimantan adalah Kalimantan Timur. Di kawasan pulau Jawa adalah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Untuk wilayah Sulawesi adalah Sulawesi Barat, di wilayah Maluku dan Papua adalah provinsi Papua dan di wilayah Bali Nusra adalah provinsi Nusa Tenggara Timur.

BPS menggunakan tolak ukur kemiskinan ekstrem dengan paritas daya beli atau purchasing power parity (PPP) sebesar US$ 1,9 per hari atau setara dengan Rp 351.957,4 per kapita per bulan di tahun 2023. Selain itu, beberapa karakteristik dari rumah tangga miskin ekstrem bulan Maret 2023 adalah 11,26% dari kepala rumah tangga miskin ekstrem tidak bisa membaca dan menulis, rata-rata lama sekolah kepala rumah tangga miskin ekstrem adalah 5,9 tahun.

Sementara, 70% kepala rumah tangga miskin ekstrem berpendidikan rata-rata SD sederajat ke bawah, lapangan usaha kepala rumah tangga miskin ekstrem mayoritas adalah di lapangan usaha pertanian dengan proporsi sebesar 52% dan rumah keluarga miskin ekstrim sekitar 12,68% berlantaikan tanah.

Jurnalis: Dewo