Foto: ilustrasi

JAKARTA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan temuan serius. Berdasar data dari aplikasi PeduliLindungi hingga 5 Oktober, terdapat 9.855 pasien positif Covid-19 atau kontak erat yang tetap beraktivitas.

Ada enam sektor aktivitas yang tercatat. Yakni, perdagangan, transportasi, pariwisata, perkantoran, keagamaan, dan pendidikan. Yang paling banyak adalah sektor perdagangan, terutama pada mal, yakni 6.380 orang.

Karena itu, Kemenkes akan memperketat lagi pengawasan terhadap pasien positif Covid-19. Rencananya, Kemenkes membuat sistem baru yang bisa memunculkan notifikasi jika di suatu tempat atau gedung terdapat pasien positif Covid-19.

Chief Digital Transformation Office Kemenkes Setiaji menyatakan, Kemenkes masih melakukan uji coba di Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang.

“Nanti pemilik gedung mendapat notifikasi khusus jika ada pasien positif Covid-19 yang berkeliaran. Notifikasi juga otomatis terkirim ke puskesmas dan satgas Covid-19 setempat. “Di mal nanti disiapkan ruangan,” katanya dikutip dari Jawapos.com, Jumat (8/10/2021).

Jika pasien positif Covid-19 telanjur masuk ke ruang publik, yang bersangkutan akan langsung dikarantina di ruangan tersebut.

Bagaimana cara mengetahui ada pengunjung mal yang berstatus hitam atau positif Covid-19? Status hitam itu didapat dari aplikasi PeduliLindungi. Saat akan memasuki ruang publik, setiap orang wajib melakukan scan barcode. Pada saat itulah status kesehatan mereka diketahui.

Karena itu, dia menyarankan masyarakat melihat status kesehatan masing-masing di PeduliLindungi sebelum berangkat ke tempat publik seperti mal.

’’Jadi, ada kesadaran untuk cek,” ujarnya.

Yang berbeda adalah skema pengecekan di lingkungan sekolah. Kemenkes sudah bekerja sama dengan Kemendikbudristek untuk membuat skema aplikasi PeduliLindungi di sekolah.

”Biasanya di sekolah itu siswa tidak diperkenankan membawa ponsel. Kini prosesnya dibalik, kami yang memberikan sistem backend,” jelasnya.

Dengan sistem tersebut, diharapkan kondisi kesehatan warga sekolah tetap terpantau.

Aplikasi PeduliLindungi memang digunakan sebagai upaya skrining. Kemenkes mengajak aplikasi digital lain untuk berintegrasi dengan PeduliLindungi. Contohnya, Gojek, Tokopedia, Traveloka, dan BNI Mobile. Dengan integrasi itu, masyarakat dipermudah.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kementeriannya tengah mempersiapkan transformasi digital di bidang kesehatan. Hal itu dilakukan sebagai strategi jangka panjang untuk menanggulangi Covid-19.

Strategi transformasi digital tersebut berfokus pada ekosistem kesehatan, efisiensi layanan, dan integrasi data untuk kebijakan berbasis data.

Dia menambahkan, dalam beberapa tahun terakhir, pertumbuhan pengguna internet dan pemilik smartphone di Indonesia sangat tinggi. Itu adalah peluang yang bisa dimanfaatkan di sektor kesehatan.

”Bagi kami, hal tersebut merupakan peluang untuk memanfaatkan teknologi informasi bagi kesehatan masyarakat di masa mendatang,” pungkasnya.