Foto: ilustrasi

JAKARTA – Prancis bakal gratiskan kondom di apotek untuk siapa pun yang berusia 18 hingga 25 tahun pada tahun baru, jelas Presiden Emmanuel Macron baru-baru ini, sebuah langkah yang diambil ketika pemerintah mengatakan penyakit seksual menular sedang meningkat di kalangan anak muda.

Selain itu karena inflasi yang luar biasa tahun ini sangat memotong anggaran untuk orang-orang termiskin di Prancis.

Kaum wanita berusia 25 tahun ke bawah sudah bisa mendapatkan alat kontrasepsi gratis di Prancis sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk memastikan bahwa mereka dapat mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.

Namun, langkah-langkah yang ada tidak berlaku untuk laki-laki, atau secara khusus menangani akses untuk transgender atau orang non-biner.

Emmanuel Macron mengatakan bahwa kondom akan digratiskan di apotek untuk siapa saja yang berusia 18 hingga 25 tahun mulai 1 Januari.

Tetapi setelah seorang presenter TV Prancis dan yang lainnya menantangnya di jejaring sosial pada hari Jumat tentang mengapa tindakan kondom tidak mencakup anak di bawah umur, presiden setuju untuk memperluas program tersebut.

“Ayo kita lakukan,” kata Macron dalam video selfie yang diambilnya dari sela-sela pertemuan puncak di Spanyol. Dia kemudian mencuit: “Banyak anak di bawah umur juga berhubungan seks … Mereka juga perlu melindungi diri mereka sendiri.”

Emmanuel Macron, yang merupakan presiden termuda Prancis ketika pertama kali terpilih pada 2017 pada usia 39 tahun, juga menjanjikan peningkatan upaya untuk mencegah dan menguji HIV dan virus menular seksual lainnya.

Sistem perawatan kesehatan negara bagian Prancis menanggung sebagian biaya pengendalian kelahiran tetapi tidak semuanya, dan janji dengan dokter untuk pasien berpenghasilan rendah seringkali membutuhkan waktu tunggu yang lama. Aborsi di Prancis tersedia gratis untuk semua orang.

Beberapa negara Eropa lainnya menawarkan kontrasepsi gratis atau bersubsidi.