Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas

JAKARTA – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan penyelenggaraan ibadah haji 1444 Hijriah atau 2023 merupakan akumulasi jemaah wafat terbanyak setelah tahun 2015.

Tercatat sebanyak 773 peserta haji wafat dalam masa pelaksanaan ibadah haji 2023 di Saudi Arabia. Dari angka tersebut diklasifikasikan berdasarkan usia, didominasi oleh kelompok lanjut usia di atas 65 tahun sebanyak 562 orang. Rentang usia 65-60 tahun sebanyak 81 orang.

Di bawah usia 60 tahun sebanyak 109 orang. Kemudian tertua berusia 98 tahun sebanyak 2 orang. Hingga kelompok termuda berusia 42 tahun sebanyak 6 orang wafat.

Yaqut akan mengusulkan persyaratan kemampuan jemaah haji secara fisik atau segi kesehatan didahulukan sebelum pelunasan biaya ibadah haji.

“Karena jemaah wafat tahun ini terbesar sejak 2015. Jadi tahun depan kita berharap jemaah yang wafat tidak sebesar tahun ini, dengan pengetatan syarat istithaah kesehatan,” kata  Yaqut Cholil Qoumas di Tangerang, Sabtu (5/8/2023).

Yaqut telah membicarakan dengan Komisi VIII DPR RI, dan beberapa komisi lain sebagai tim pengawas penyelenggaraan ibadah haji terkait prioritas istithaah atau kemampuan calon peserta haji memenuhi indikator kesehatan yang mana tahun ini dilakukan pihaknya setelah melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Poin tersebut akan dibahas secara resmi dalam agenda rapat evaluasi haji 2023 yang akan digelar di DPR RI.

“Pembicaraan bersama DPR salah satunya adalah bagaimana membalik proses kemarin itu jemaah lunas dulu baru cek kesehatan sehingga seringkali petugas kita ini enggak berani atau enggak enak hati untuk tidak meloloskan,” tuturnya.

Selain pengetatan persyaratan istithaah Yaqut juga akan meningkatkan pelayanan dari pihak ketiga masyarikh Saudi Arabia. Akibat sejumlah kendala yang dialami jemaah ibadah haji 2023 mulai peristiwa jemaah haji telantar di Muzdalifah lebih dari 10 jam.

Disusul dengan jemaah tak kebagian tenda peristirahatan di Mina karena kapasitan tenda tak mampu menampung seluruh jemaah dan mengakibatkan permasalahan lanjutan dengan kondisi suhu panas di Arab Saudi, hingga kebutuhan toilet yang tidak tercukupi.

Kemenag telah menurunkan tim investigasi yang dibantu oleh lembaga pengawasan dan antikorupsi Arab Saudi (Nazaha), dengan hasil investigasi bahwa terdapat kekerangan pelayanan, yang semestinya perlu dilakukan penambahan pelayanan ibadah haji kerja sama dengan pihak ketiga Arab Saudi.

Persiapan penyelenggaraan ibadah haji 2024 dilakukan lebih cepat karena pihak Saudi Arabia juga telah menetapkan kuota yang sama yakni 221.000 peserta haji Indonesia. Evaluasi turut dilakukan dalam rangka persiapan menyambut penyelenggaraan ibadah haji 2024 mendatang.

Jurnalis: Agung Nugroho