MEDAN, INDONESIA PARLEMEN – Konflik ethnis Rohingnya yang terjadi di Rakhine Myanmar membuat berbagai kalangan turut angkat bicara. Seperti diungkapkan Ketua Majelis Budhayana Indonesia (MBI) Sumatera Utara, Edi Sujono Setiawan,yang ikut mengutuk kekerasan terhadap etnis Rohingnya yang dilakukan oleh kelompok dibawah pemimpin spiritual Biksu Ashin Wirathu.

Edi bahkan menyebut apa yang dilakukan Biksu Ashin Wirathu sama sekali tidak mencerminkan ajaran Budha. Ajaran yang semestinya membimbing dan menganjurkan umatnya untuk saling mengasihi, malah sebaliknya melakukan tindakan anarkis.”Ashin Wirathu bukan bagian dari umat Buddha. Dalam ajaran Buddha diajarkan untuk saling mengasihi,” kata Edi Sujono di Medan. Sabtu (9/9/2017).

Edi juga menyepakati bahwa apa yang dilakukan junta militer Myanmar dan kelompok spiritual pimpinan Ashin Wirathu terhadap etnis Rohingnya, sebagai bentuk tindakan yang biadab, yang harus segera dihentikan. “Kami sepakat apa yang dilakukan militer myanmar adalah tindakan biadab. Sangat biadab,” ujar Edi.

Seperti diberitakan, ratusan ribu masyarakat Rohingya yang selama ini tinggal di Provinsi Rakhine, Myamnar, terpaksa mengungsi ke negara tetangga Bangladesh, karena permukiman mereka diserang oleh militer Myanmar pada akhir Agustus lalu. Penyerangan ini menyebabkan korban jiwa berjatuhan, baik anak-anak, orangtua, wanita, juga orang dewasa.

Aksi militer tersebut menyusul serangan kelompok militan Rohingya (ARSA) pimpinan Ataullah Abu Ammar Jununi ke pos-pos militer Myanmar pada 25 Agustus lalu. Pemerintah Myanmar mengklaim, yang mereka sasar adalah kelompok militan. Tapi nyatanya, anak-anak, orangtua, dan wanita ikut jadi korban dalam penyerangan tersebut.”Ini benar benar biadab dan diluar ajaran Budda untuk saling mengaaihi.”katanya. (Navis)