Presiden Joko Widodo bersama Presiden Rusia Vladimir Putin di Istana Kremlin, Moskow, Kamis (30/6/2022). Dok: Setkab

JAKARTA – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno di akun Instagram-nya @sandiuno, menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana mengimpor minyak dari Rusia. Hal ini karena harga minyak Rusia lebih murah dari harga internasional.

Sandiaga megatakan harga minyak Rusia lebih murah 30 persen dibandingkan dengan harga internasional. Hal itu membuat Jokowi tertarik untuk mengimpor minyak dari Negeri Beruang Merah.

“Rusia nawarin ke kita, eh lu mau nggak India sudah ambil nih minyak kita harganya 30 persen lebih murah daripada harga pasar internasional. Kalau buat teman-teman CEO Mastermind ambil ga? Ambil. Pak Jokowi pikir yang sama, ambil,” jelas Sandi.

Kendati lebih murah, Rusia diduga tetap mendapatkan untung sebesar US$6 miliar per hari. Sementara, biaya untuk perang dengan Ukraina hanya US$1 miliar per hari.

“Jadi Rusia setiap hari profit US$5 miliar,” imbuh Sandiaga.

Meski begitu, Sandiaga mengakui beberapa pihak masih ragu untuk mengimpor minyak dari Rusia karena takut diembargo oleh Amerika Serikat (AS). Maklum, setiap pengiriman dolar AS harus dikontrol oleh Negeri Paman Sam.

“Memang tantangannya karena barat (AS) ini kan mau bagaimana pun juga mereka kontrol teknologi, payment. Setiap pengiriman dolar AS harus lewat New York,” ungkap Sandiaga.

Sandiaga menjelaskan kalau bank di Indonesia dikeluarkan dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT), maka bank asal RI tak bisa mengirim dolar AS.

“Kata Rusia tidak perlu takut, bayar pakai rubel saja. Konversi rupiah ke rubel, nah ini teman-teman di sektor keuangan lagi menghitung,” ucap Sandiaga.

SWIFT merupakan sistem yang menghubungkan ribuan lembaga keuangan dunia, sehingga bank dapat mengirim dan menerima pesan transaksi dengan cepat dan aman. Dengan SWIFT, transaksi keuangan saat ini dapat dilakukan antar negara bahkan antar benua.

Sebelumya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati sempat membuka peluang membeli minyak mentah dari Rusia di tengah rentetan sanksi ekonomi dari negara Barat.

“Di saat harga sekarang situasi geopolitik kami melihat ada opportunity untuk membeli dari Rusia dengan harga yang baik,” ucap Nicke pada Maret 2022 lalu.

Namun, Pertamina membatalkan rencana itu karena stok BBM di kilang-kilang masih cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional.