Foto: ilustrasi

JAKARTA – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyampaikan PT Pos Indonesia akan menyalurkan Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk 3,6 juta penerima.

Sebelumnya pemerintah telah melakukan penyaluran BSU untuk 9,2 juta tenaga kerja atau setara 71,64% dari total target penyaluran BSU yaitu 14,6 juta tenaga kerja.

“Sebanyak 9,2 juta BSU sudah selesai disalurkan, ditambah 3,6 juta yang akan disalurkan lewat kantor pos. Insyaallah mulai pekan depan, sudah kami mulai,” kata Sekjen Kemenaker Anwar Sanusi di Jakarta Convention Center, Minggu (30/10/2022).

Dia menjelaskan, ada dua mekanisme upaya penyaluran BSU lewat PT Pos Indonesia dan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). BSU melalui Himbara langsung disampaikan ke rekening penerima.

Sementara penyaluran BSU melalui PT Pos Indonesia, akan ada dua proses yaitu mencetak undangan dan menyampaikan undangan tersebut kepada penerima BSU.

“Sudah diproses, akan mulai proses pengambilan mungkin akan mulai dilaksanakan mulai Senin (31/10),” ucap Anwar.

Penyaluran BSU secara keseluruhan bisa ditargetkan selesai pada awal November 2022. Penyelesaian untuk penyaluran lewat PT Pos Indonesia maupun Himbara.

“Insyaallah pekan besok bisa diambil, target kami awal November sudah selesai. Mudah-mudahan bisa kita selesaikan terkait BSU ini,” ujar dia.

Sebelumnya Sekjen Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) Timboel Siregar menilai pemerintah belum menjalankan penyaluran BSU secara optimal. Sebab sampai saat ini penyaluran BSU masih 71,64%, seharusnya bisa lebih dipercepat lagi.

Bila dibanding dengan penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat miskin yang saat ini sudah mencapai 98,57%, penyaluran BSU relatif lambat. Penyaluran BSU 2022 harus disegerakan sampai akhir bulan Oktober ini. Bila penyaluran BSU 2022 telat, maka momentum BSU 2022 membantu daya beli pekerja menjadi tidak efektif.

Dikutip dari data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) penyaluran BSU untuk 9,2 juta tenaga kerja atau setara 71,64% dari total target penyaluran BSU yaitu 14,6 juta tenaga kerja. Saat ini penyaluran sudah masuk tahap VI, atau untuk 776.556 tenaga kerja.

“Bukankah Presiden Jokowi berharap melalui BSU dan bantuan pemerintah lainnya membuat konsumsi dan daya beli masyarakat tetap terjaga, sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan baik di daerah maupun di negara Indonesia,” ucap Timboel.

Dia mengatakan daya beli pekerja sudah tergerus oleh inflasi tinggi akibat kenaikan harga BBM maupun dampak geopolitik dunia. Oleh karena itu BSU kepada pekerja harus segera tersalur 100% di akhir Oktober ini.

Harga kebutuhan pokok meningkat, apalagi disertai kenaikan harga BBM, yang menyebabkan daya beli pekerja saat ini menurun. BSU diharapkan dapat membantu mengatasi penurunan daya beli saat ini.

“Seharusnya Menteri Ketenagakerjaan bisa menerjemahkan harapan Presiden Jokowi di atas dengan lebih cepat menyalurkan BSU. Semoga penyaluran BSU 2022 selesai di akhir Bulan Oktober ini, tanpa menunggu seremonial pembagian BSU kepada pekerja yang berhak menerimanya,” kata Timboel.