Foto: ilustrasi desa cerdas

JAKARTA – Kepala Pusat Pengembangan Daya Saing Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kapusdaing PDTT), Helmiati menyebut ada enam pilar output untuk mencapai menjadi desa cerdas.

Dia menyampaikan hal ini dalam acara webinar bertema”Desa Cerdas, Akselerasi Pembangunan Desa” Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT)  pada Senin (21/11/2022).

Menurutnya, masyarakat harus cerdas mengelola seluruh potensi yang ada di desa dengan baik.

“Ekonomi cerdas menggali daya saing guna meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Tata kelola cerdas di mana pemerintahan desa dapat memfasilitasi informasi berbasis digitalisasi sehingga memudahkan masyarakat mengakses informasi yang di butuhkan,” ucap Helmiati.

Dia menjelaskan jika lingkungan yang sehat dan asri menjadi daya upaya berinovasi agar dimanfaatkan dengan baik. Kehidupan cerdas, kata dia, merupakan tujuan utama program desa cerdas karena semua berharap ada kesejahteraan serta kemandirian masyarakat desa.

“Smart mobility dimana program desa cerdas ini, kami bisa menjalankan apabila insfaktruktur teknologi informasi tersedia seperti jaringan wifi maupun listrik karena penggerak utama,” jelas dia.

Untuk diketahui, program desa cerdas dimulai pada tahun 2020 dan akan berakhir di tahun 2024 dengan target lokus intervensi sebanyak 3000 desa. Rencananya akan dijadikan sebagai Project yang dijadikan rujukan kepada 74.906 desa diseluruh Indonesia.

“Tahun 2021 sudah di intervensi sebanyak 350 desa di 18 kabupaten, tahun 2022 sudah di intervensi sebanyak 1000 desa di 60 Kabupaten, 2023 di intervensi 1650 desa di 80 Kabupaten,” ujar dia.

Jurnalis: Dirham