Acara diskusi Komite Nasional Pemuda Indonesia kecamatan Mustika Jaya yang bertema ‘Merajut Persatuan Mewujudkan Mustika Jaya yang Harmonis’ Sabtu (17/12/2022). Dok: IP/Dirham

BEKASI – Sekretaris Komisi 3 DPRD Kota Bekasi Ahmad Faisal Hermawan merespon baik kegiatan kepemudaan di wilayah kecamatan. Mustika Jaya, Kota Bekasi.

Hal itu, dia sampaikan ketika menjadi pembicara dalam acara diskusi Komite Nasional Pemuda Indonesia kecamatan Mustika Jaya yang bertema ‘Merajut Persatuan Mewujudkan Mustika Jaya yang Harmonis’ Sabtu (17/12/2022).

“Bicara perbedaan di Indonesia ini merupakan anugerah yang besar untuk bangsa kita ini. Kalau kita tidak di ciptakan tidak berbeda-beda Indonesia tidak seperti ini,” kata Faisal dala sambutannya.

Menurutnya, sebagai anak bangsa harus dapat mengemplementasikan dari nilai-nilai perbadaan itu menjadi persatuan. Supaya, di wilayah Kota Bekasi tetap terjaga kebhinekaan serta keberagamannya.

“Memang belakangan ini banyak mendengar kasus inteloran. Tapi Insya Allah, dengan ada diskusi ini dapat terbangun, terjalin hubungan yang harmonis antara warga mustika Jaya,” harap dia.

Hal yang sama disampaikan, Suhartono selaku Ketua Forum Komunikasi Kristiani Kota Bekasi, bahwa wilayah Kota Bekasi merupakan kota yang majemuk dengan visi misi yang sama.

“Semua komponen kehidupan berbangsa dan bernegara itu dikerjakan di Kota Bekasi disebut kota Multikultular,” ucap dia.

Kota Bekasi pernah dianggap menjadi kota intoleran, kata Suhartono. Hal itu di sebabkan dengan rangkaian peristiwa yang sering terjadi konflik saat itu. Di mulai tahun 2018 Kota Bekasi baru masuk 10 besar sebagai kota yang bertoleransi.

“Ini menjadi jejak saya ada disitu, bersama teman -teman menciptakan suasana kondusif. Tahun 2018 kita masuk 10 besar urutan ke-4, wah itu prestasi sekali,” ujar dia.

Ketua KNPI Mustika Jaya, Dasep Darmawan mengatakan kegiatan tersebut dihadiri 100 orang dari berbagai macam elemen masyarakat baik LSM, Ormas, Tokoh Agama serta Pemeritahan.

“Bertujuan mengedukasi kepada pemuda baik dari segi agama maupun kultur-kultur yang ada,” pungkas dia.

Jurnalis: Dirham